Kemendikbud: Siapa Bilang Sekolah Mau Dibuka di Daerah yang Pandemi Tinggi?
Friday, May 29, 2020
Add Comment
Kontributor : Farih Maulana
Sidik - detikNews
Jakarta -
Forum Guru Indonesia ( FAGI ) menilai Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) di sekolah belum siap
dilaksanakan pada Juli mendatang dengan pertimbangan infrastruktur. Bagaimana
tanggapan Kemendikbud ?
"Siapa bilang
sekolah mau dibuka di daerah yang pandeminya masih tinggi?" kata Plt
Dirjen PAUD-Dikdasmen, Hamid Muhammad kepada wartawan, Kamis (28/5/2020). Hamid
menjawab saat dimintai tanggapan soal pernyataan FAGI yang menilai KBM di
sekolah belum siap dilaksanakan pada Juli mendatang.
Namun demikian, Hamid tidak menjawab saat dipertegas apakah Kemendikbud
merencanakan untuk menggelar kembali KBM di sekolah pada Juni mendatang.
Terkait KBM di sekolah saat pandemi ( COVID - 19 ) dia meminta publik menunggu
pengumuman dari Kemendikbud.
"Ditunggu saja pengumuman Mendikbud minggu depan tentang
pembukaan sekolah ini," ujarnya.
Diberitakan
sebelumnya, Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) menilai KBM di sekolah belum siap
digelar pada Juli mendatang. Pertimbangannya, kesiapan infrastruktur dan tenaga
pendidik yang harus jadi perhatian.
"Kalau
mau dipaksakan Juli pada umumnya sekolah belum siap, kenapa belum siap? Karena
persyaratannya yang diajukan tiap ruangan harus disemprot tiap hari dua kali
dengan disinfektan, terus juga yang agak berat itu tentang jaga jarak. Biasanya
satu bangku itu dua orang, sekarang satu bangku, satu siswa," kata Ketua
FAGI Iwan Hermawan saat dihubungi, Kamis (28/5).
Alternatif
lainnya, sekolah bisa membagi shift siswa menjadi pagi dan siang. Namun, hal
itu tidak memungkinkan juga karena tenaga pendidik akan sangat terkuras habis.
"Itu tidak memungkinkan karena gurunya jadi double kerja, paling
selang-seling hari pertama, hari kedua," ujar Iwan.
Selain itu,
agar penularan COVID-19 bisa diminimalisir, sekolah wajib memberikan
pemeriksaan rapid test bagi siswa, tenaga pendidik, dan staf sekolah.
"Bila
ada siswa atau guru yang reaktif atau ODP saja itu tidak boleh masuk, karena
ada satu saja yang reaktif satu sekolah rentan menjadi satu klaster, itu yang
paling berat, kita tidak bisa menyeleksi mana yang reaktif karena belum ada
rapid," kata Iwan.
"Sekolah
mau mengadakan rapid test juga mahal kan, apalagi kalau sampai dibebankan ke
orang tua ini akan berat. Agak berat kalau di bulan Juli, kalau melihat kurva
pandemik masih naik dan tidak bisa terjun payung dalam satu bulan,"
imbuhnya.
Artikel telah terbit di detiknews 29 Mei 2020
0 Response to "Kemendikbud: Siapa Bilang Sekolah Mau Dibuka di Daerah yang Pandemi Tinggi?"
Post a Comment